Rabu, 27 Februari 2013

Kisah "Ember Bocor"

ilustrasi
Ember Bocor

Ceritanya, Jambrong bekerja di rumah sederhana dengan sumurnya yang bermata air jernih, bersih dan segar. Jambrong bekerja sebagai pengambil air. Tugasnya adalah memenuhi bak air untuk kebutuhan di rumah majikannya.

Dengan pikulan dan ember kayu di kiri kanan tubuh Jambrong, setiap hari dilaluinya jalan sepanjang satu kilometer. Sayangnya satu ember utuh, ember yang lain bocor—ada beberapa lubang kecil di sana. Dengan ember yang utuh, air sampai ke tujuan dengan utuh pula. Sedang ember yang bocor, sampai di tujuan hanya tersisa setengah ember air saja. Si ember utuh merasa bangga sekali dengan hasil kerjanya, sedangkan si ember bocor semakin lama merasa semakin frustasi.

Dia pun berkata kepada Jambrong, “Mas Jambrong, saya merasa sedih dan malu sekali. Saya ingin minta maaf...”

“Kenapa kamu merasa malu?” Tanya Jambrong.

“Selama saya disini, saya cuma bisa menyumbangkan setengah ember air ke rumah majikan. Gara-gara saya, mestinya Mas Jambrong telah bekerja keras tetapi hasilnya tidak seimbang dengan tenaga yang Mas Jambrong keluarkan.” Jambrong terdiam menyimak kata-kata si ember bocor sebelum menjawab, “Di perjalanan pulang nanti, perhatikanlah baik-baik tepian jalan berbunga yang setiap hari kita lalui.” Saat perjalanan pulang, si ember bocor pun memperhatikan tepi jalan yang mereka lewati.

Di bawah sorot hangat sinar matahari, bunga-bunga beraneka warna tumbuh berkembang disepanjang jalan. Melihat pemandangan yang indah itu, si ember merasa terhibur hatinya. “Lihatlah bunga-bunga yang tumbuh di sisi sebelahmu dan tidak tumbuh di sisi ember utuh. Itu karena saya sengaja menabur benih bunga di sisimu dan kamu yang menyirami setiap hari kita melewati jalan ini. Indah sekali kan? Bunga-bunga itu sebagian jambrong petik untuk dipajang di rumah majikan kita, juga kuberikan untuk istriku, dan dia pun semakin sayang kepada Jambrong. Kalau tidak ada kamu, rumah majikan tidak akan seindah itu dan cintaku pun tidak akan semesra ini. Ha ha! Aku lah yang seharusnya berterima kasih kepadamu!” kata Jambrong panjang lebar, dengan riang.

Mendengar semua perkataan itu, si ember bocor merasa senang dan bersyukur karena ternyata walaupun dirinya tidak utuh lagi tetapi masih bisa berguna dan membahagiakan orang.


Inspire Infector,

Terkadang dalam hidup ini kita selalu terjebak dalam pandangan hidup kita, tentang ketidakmaksimalan peranan kita. Sehingga setiap hari kita lebih sibuk pada kekuarangan diri dan kelemahan kita saja. Sehingga rendah dirilah yang mendominasi hidup kita.

Satu hal yang perlu kita sadari, kita diciptakan dengan kekuarang dan kelebihan pasti ada hikmahnya sekecil apapun. Bahkan mungkin bakat tersembunyi yang dibutuhkan banyak orang, seperti ember yang bocor tadi. Sekarang tugas kita adalah berusaha semaksimal mungkin sehingga Alloh memberikan pertolongannya kepada kita. Dan menunjukan bahwa kita ini adalah makhluk yang uniq yang sangat special diciptakan satu persatu. Semoga Harimu Menyenangkan inspire infector

repost dari http://www.andriewongso.com/articles/details/7681/Ember-Bocor

URL Gambar
http://fr.photos.com/search?freetext_field=Rose+trémière

Artikel Terkait

Kisah "Ember Bocor"
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email